Ad Code

Responsive Advertisement

Mengulik Sejarah Baju Koko, Ternyata Asalnya dari Tiongkok

Siapa tak kenal baju koko? Baju koko sangat identik dengan pakaian muslim khas pria Indonesia. Baju koko biasa dipakai saat shalat Jum'at atau saat perayaan hari besar keagamaan. Menjelang bulan Ramadhan saat ini,penggunaan baju koko makin digemari. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya penjual yang menawarkan baju koko di berbagai tempat, mulai dari kios kaki lima, pasar dadakan, hingga pasar swalayan. Baju koko juga kerap kali menjadi favorit bagi anak-anak untuk dikenakan di hari Lebaran.

Baju Koko
sumber : aeglos.blogspot.com /butikmaharani.com
Di balik penggunaannya sebagai pakaian taqwa muslim Indonesia, mungkin tak banyak yang tahu sejarah dan awal mula kemunculan baju koko di tanah air. Jika merunut pada sejarah, baju koko rupanya berasal dari Tiongkok, negeri dengan minoritas umat muslim. Lantas, bagaimana kisah baju koko sampai ke Indonesia dan menjadi pakaian favorit bagi umat muslim?

Dikutip dari Jadi Berita, seorang pengamat budaya Tionghoa peranakan, David Kwa, mengungkapkan bahwa baju yang sekarang dikenal dengan baju koko tersebut sebenarnya adalah warisan turun temurun dari baju masyarakat Tionghoa bernama “Tui-Khim".

Baju Tui-Kim
sumber : jadiberita.com
Di kalangan warga Betawi, baju Tui-Khim dipakai dan dikenal dengan sebutan baju Tikim. Adapun baju Tui-Khim sendiri memiliki model yang mirip dengan baju koko yang kita kenal saat ini, yaitu bukaan di tengah dengan lima buah kancing. Oleh masyarakat Betawi, baju ini biasanya dipadukan dengan celana batik.

Penggunaan baju Tui-Kim oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia masih berlangsung hingga awal abad ke-20. Mereka biasanya menggabungkan baju Tui-Khim dan celana komprang atau longgar untuk kegiatan sehari-hari.

Lantas, bagaimana awal mula pakaian rakyat Tiongkok ini bisa menjelma menjadi pakaian taqwa yang disebut dengan baju koko? Dilansir oleh Jadi Berita, seorang budayawan bernaa Remy Sylado menjelaskan bahwa orang Indonesia pada masa itu melihat bahwa pakaian Tui-Kim ini sering dipakai oleh 'engkoh-engkoh'. Masyarakat kemudian mengejanya dengan istilah 'koko'. Sejak saat itu, istilah baju koko pun mulai menyebar dan dipergunakan secara luas.
sumber : butikmahasti.com

sumber : modelbajumodern.com
Penggunaan baju koko menjadi bukti tentang eratnya hubungan masyarakat pribumi dengan masyarakat Tionghoa yang telah berbaur secara harmonis, Dengan adanya akulturasi atau perbauran budaya, diawali oleh masyarakat betawi yang mempopulerkan istilah baju koko, baju ini pun kini populer digunakan oleh masyarakat Indonesia. Baju koko menjadi pakaian khas muslim karena memang pertama kali diadaptasi oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah penganut Agama Islam.

Melihat sejarah dan kisah di atas, menjadi salah satu bukti bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk menjadi kesatuan yang utuh. Perbedaan dapat menjadi kekuatan dan keunikan jika kita menyikapinya dengan bijaksana. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua ya.

Post a Comment

0 Comments

Close Menu