Ad Code

Responsive Advertisement

4 Kasus Tragis Anak Bunuh Diri Karena LGBT dan Bullying

Masa kanak-kanak bisa dikatakan sebagai masa yang paling optimis dalam hidup. Di usia belia, manusia biasanya tak memiliki beban apapun dan hanya menjalani hidupnya dengan bermain, belajar, dan berteman. Tak banyak masalah yang bisa membuat seseorang di usia kanak-kanak stres dan depresi. Singkat kata, masa kanak-kanak adalah masa yang paling bahagia, penuh dengan kebebasan dan jauh dari beban.

Namun, hal tersebut nampaknya tak berlaku bagi 4 anak di bawah ini. Di usia kanak-kanak mereka justru memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Mungkin bagi sebagian anak, bunuh diri bahkan tak pernah terpikirkan untuk dilakukan. Berdasarkan kisah yang melatarbelakangi keputusan mereka untuk bunuh diri, nampaknya Anda akan makin dibuat geleng-geleng kepala.

Beberapa di antara mereka memutuskan bunuh diri karena tak tahan menerima bullying atas orientasi seksualnya yang menyimpang. Mereka diketahui menyukai teman sesama jenis bahkan menjalin hubungan yang tak semestinya. Sungguh sangat ironis di usia yang masih belia mereka harus mengalami keterpurukan hingga memutuskan bunuh diri. Dikutip dari Listverse, berikut adalah 4 kasus tragis anak bunuh diri karena LGBT dan bullying.

baca juga : Idap Penyakit Langka, Bocah Bersisik Ini Mandi 2 Jam Sekali

Tyler Clementi

Sungguh tragis nasib yang menimpa Tyler Clementi. Siswa SMA ini adalah pemain biola berbakat dan sering bermain bersama orang-orang yang lebih tua darinya di pertunjukan orkestra. Di tahun terakhir sekolahnya,ia memutuskan untuk mulai terbuka tentang orientasi seksnya yang menyimpang. Ya, Tyler adalah seorang gay dan menjalin kasih dengan salah satu teman prianya. Tyler memberitahu rahasianya tersebut pada teman sekamarnya, Dharum Ravi.

Awalnya, Ravi menerima permintaan Tyler untuk merahasiakannya dari teman yang lain. Namun Ravi justru memasang kamera di kamar mereka dan merekam perilaku Tyler saat sedang berdua dengan pacarnya. Rekaman itu kontan tersebar dan membuat Tyler di-bully oleh teman-temannya. Tak tahan menerima tekanan, Tyler memutuskan bunuh diri dengan lompat dari jembatan George Washington. Mirisnya, atas tindakan ceroboh yang membuat temannya bunuh diri, Dharum Ravi hanya dihukum 30 hari penjara atas tuntutan pelanggaran privasi.

Ryan Halligan



Pada Oktober 2003, seorang murid SMP bernama Ryan Halligan ditemukan tewas gantun diri di kamarnya. Kedua orang tuanya pun merasa sedih sekaligus bingung mengapa anak mereka memutuskan bunuh diri di usia yang baru menginjak 13 tahun. Oleh oran-orang terdekat, Ryan dikenal sebagai anak yang periang dan suka bergaul.

Usut punya usut, terungkap bahwa Ryan sudah menjadi korban bullying di sekolahnya sejak dua tahun terakhir. Banyak teman yang meragukan 'kejantanan' Ryan dan meledeknya sebagai gay. Sang pacar pun bahkan ikut-ikutan meragukan Ryan sebagai laki-laki. Tak hanya di sekolah, ledekan itu bahkan berlanjut ke forum online sekolah. Merasa terus ditekan, Ryan pun akhirnya memutuskan bunuh diri.

Leelah Alcorn



Pada Desember 2014, seorang remaja transgender bernama Leelah Alcorn bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke truk yang sedang melintas. Sebelum bunuh diri, Leelah bahkan telah menulis postingan di Tumblr yaitu 'my death has to mean something', atau 'kematianku memiliki sebuah arti'. Ia mencurahkan isi hatinya tentang perjuangannya setelah menjadi perempuan transgender di usia muda dan penolakan dari orang tuanya yang mengatakan malu dengan anak seperti Leelah.

Leelah pun kemudian dimakamkan dengan nama aslinya yaitu Joshua. Pemakaman dilangsungkan secara tertutup karena ibunya yang masih merasa malu bahkan di saat putranya telah meninggal. Kisah Leelah di Tumblr kini telah menyebar dan menjadi 'panutan' tentang isu LGBT bagi siapapun yang membacanya.

Kenneth Weishun



Kenneth Weishun dikenal sebagai anak yang periang dan cukup populer di sekolahnya. Namun hal tersebut berubah drastis saat Kenneth mengaku bahwa ia lebih menyukai laki-laki dibanding perempuan. Kenneth langsung menjadi bahan olok-olok teman-temannya karena mengaku sebagai gay. Mereka bahkan membuat grup khusus di Facebook untuk membully Kenneth. Salah satu di antaranya sampai meneror Kenneth melalui telepon dan mengancam akan membunuhnya. Tak tahan dibully, Kenneth melapor pada ibunya, namun sang ibu tak menanggapinya secara serius. Naas, Kenneth memutuskan bunuh diri pada April 2012 lalu di usia 14 tahun.

baca juga : Konsep Nyeleneh 6 Restoran Ini Bikin Gagal Paham

Post a Comment

0 Comments

Close Menu